Novel Seruak ini bikin aku kaget. Pertama, kaget karena ternyata tebalnya ada lah 2cm, dan lebih kaget lagi pas buka bukunya. Edan! Ini tulisannya kecil-kecil banget kayak baca Alkitab hehehe. Ceritanya makan 433 halaman, sisanya ya perintilan kayak kata pengantar dll. Novel ini aku baca satu hari lebih dikiiit, cuma disisakan beberapa bab terakhir karena udah ngantuk banget. Sampai-sampai adikku bilang “Baca apa sih? Betah banget!”
Jadi, ceritanya tentang sekelompok mahasiswa yang ikut KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa Angsawengi. Bukan KKN biasa karena KKN ini ujungnya bencana. Arbil, Fabyan, Mada, Yanto, Chamae, Jiana, India, Lula, Faye, Bonie, dan Nina.
Biar aku tebak, mungkin beberapa kejadian yang ada di Seruak, dialami sendiri sama penulisnya (Vinca Callista). Salah satunya acara kenduri yang ada di awal novel. Aku pernah baca itu di tumblrnya Vinca (aku salah satu followers tumblr-nya :p), kalau gak salah kejadian itu waktu hari pertama dia KKN di Cintaratu.
Semua tokoh punya sifat masing-masing, dan menurutku semua karakternya kuat banget. Maksudnya, pembedaan antara karakter satu dan yang lainnya jelas, baik dari gestur, cara bicara, dan ciri khas penampilan. Detail banget, bagaimana latar belakang seseorang itu ngaruh sama cara dia bicara dan jalan pikirannya dia, terbukti setelah baca Seruak.
Sebelum baca Seruak, aku pernah baca karya Vinca yang lainnya yaitu Semburat Senyum Sore dan Dunsa. Dari kedua novel itu, aku pikir Vinca nggak pernah main-main kalau bikin tokoh, sepertinya tiap tokoh diriset terlebih dahulu hehehe. Misalnya soal nama tokoh yang punya arti sesuai dengan karakternya di novel Dunsa. Nah, kalau di Seruak, arti nama tokoh ini nanti ada hubungannya dengan plot cerita. Hahaha baiknya kamu baca sampai selesai!
Oh ya, masih soal nama. Setiap tokoh punya nama panjang yang kayaknya masih ada hubungan saudara sama tokoh lain di novel lain. Mada Giorafsan… Adamma Amindar dan Thyo Amindar (Semburat Senyum Sore). Apa Fabyan Sadamelik masih saudara sama Fajar Sadamelik (Semburat Senyum Sore)?
Dari tulisan di cover, katanya novel ini tuh psycothriller novel. Meski adegan terbunuhnya udah ‘tersusun rapi’, sayangnya nggak berkesan kalau buat aku. Kurang greget gituu thrillernya. Hehehe.
Membaca novel ini menurutku kayak baca buku psikologi ditambah filsafat. Karena banyak istilah-istilah (terutama) psikologi yang baru aku tahu dan gimana pemikiran-pemikiran filosofisnya Bonie. Soal istilah yang nggak awam emang ngebingungin sih, tapi jangan khawatir, karena di novelnya pun Vinca memberi penjelasan yang bisa dimengerti. Beneran deh, baca Seruak tuh selain dapet hiburan dapet juga ilmu psikologi. Sebenernya ada beberapa perilaku tokoh yang sering aku temukan di sekitar aku, dan pas baca Seruak aku jadi manggut-manggut sendiri dan bilang “Oooh… begitu ya.
Menurutku, kalau nggak suka-suka banget baca, bakal bilang novel ini membosankan. Kenapa? Karena banyak banget narasi-narasi panjang yang bikin gemes pengin nge-skip. Belum lagi narasi panjang itu ada di halaman-halaman pertama dan tetap ada sampai akhir. Nah, sayangnya kalau narasi-narasi panjang itu nggak dibaca atau nggak dipahami, ceritanya bakal longkap dan kamu bakalan banyak kehilangan poin penting. Aku juga sempet bingung sih waktu baca halaman-halaman pertama itu. Ada penggunaan kata ‘saya’ yang aku nggak ngerti itu siapa hahaha tapi akhirnya tau sendiri kok siapa si ‘saya’ ini.
Oh ya, satu hal yang menurutku agak ganggu ya… Ada kalimat-kalimat yang panjang tanpa jeda atau jeda satu koma. Bisa 40an kata dalam satu kalimat tanpa koma, bikin ngos-ngosan sih bacanya. Ya, mungkin kakak editornya lupa hehehe.
Overall, Seruak ini bener-bener excellent, cerdas dan ngebuka pikiran aku. Ada satu quote yang paling aku suka, saking sukanya sampai dipakai buat bio twitter hehehe
"The less you know, the more interesting I am." - Nina
Novel ini aku rekomendasikan buat kamu kamu yang suka hal-hal berbau psikologi dan yang suka mengamati hal-hal di sekitar kamu,
Selamat membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar