Rabu, 15 April 2015

Penginapan Murah di Dieng

Disclaimer: Beberapa foto penginapan di bawah ini nggak saya ambil secara pribadi, saya mengambil dari beberapa blog untuk kepentingan deskripsi, dan saya sudah menyertakan sumbernya di bawah foto yang saya ambil dari blog. 

Kalau kamu browsing soal penginapan di Dieng, kebanyakan orang menginap di Losmen Bu Djono. Katanya, penginapan ini super recommended dan terkenal banget di kalangan bule-bule hahaha. Saya pikir, karena di Dieng cuma numpang nyimpen barang, mandi, dan tidur, rasanya sayang banget kan kalau harus keluar duit lebih dari 100ribu cuma buat penginapan HAHAHA *pelit*

Setelah browsing sana-sini, saya dan partner memutuskan untuk menginap di Losmen Bu Djono. Selain murah, pertimbangan lainnya adalah losmen ini GAMPANG banget dicari, secara tempatnya tepat di depan tulisan 'Welcome To Dieng', kalau naik mikrobus kan turunnya di situ, jadi tinggal nyebrang.

Sumber Foto: https://kalderaprau.wordpress.com/2012/04/14/bu-djono-hotel-resto/ 
Losmen Bu Djono memperbolehkan kita untuk booking terlebih dahulu tanpa harus ada DP. Entahlah, mungkin karena waktu saya kesana tuh bukan musim liburan dan weekend (saya sampai di Dieng hari senin). Kalau kalian kemari di musim liburan atau weekend, sebaiknya hubungi penginapan jauh-jauh hari.

Banyak yang bilang, orang-orang di Bu Djono tuh ramah-ramah. Saya setuju, soal pelayanannya jangan ditanya, ramah banget! Ibu-ibu yang jagain penginapan juga baik dan ramah, cantik pula! Beberapa menit setelah saya telpon untuk booking kamar, mereka langsung sms nanya kalau-kalau saya perlu kendaraan buat di sana, mereka siap menyewakan. Satu hari sebelum saya berangkat pun mereka sms, nawarin mau dijemput di wonosobo apa enggak. Karena saya dan partner ogah keluar duit banyak, kami memutuskan untuk menolak hahahaha. Mereka rajin banget sms nanya-nanya saya udah sampai di Dieng apa belum hahaha ramah banget kan! Saya sih nggak terganggu, ya namanya juga usaha kan.

Kamar-kamar adanya di lantai dua (mungkin ada di lantai tiga juga karena ada tangga ke atas). Tangga dan lantainya terbuat dari kayu, suasananya homy banget. Dan agak kayak kos-kosan murah di Jakarta. Setiap ada yang jalan di koridor atau tangga, pasti kedengeran jelas. Tengah malam sebelum ngejar sunrise, ada tamu penginapan yang baru datang dan saya langsung bangun. Kamu ngobrol dengan volume biasa aja bisa kedengeran. Hahaha.

Walaupun tempatnya nggak mewah, tapi tenang aja, tempatnya nyaman buat tidur. 

Sumber Foto: http://akaruicha.blogspot.com/2015/03/bu-djono-nya-dieng.html 
Di lantai dua, ada teras yang menghadap ke tugu dieng. Ada kursi dan meja juga, cocok buat ngumpul sambil ngobrol dan ngopi. Tapi saya dan partner lebih suka tidur lebih cepat daripada nongkrong di teras. Selain dingin, kami belum tidur sejak kemarinnya.

Dari foto di atas, terasnya ada di balik pintu tengah. Waktu itu saya mengambil kamar yang sebelah kanan karena ada jendela yang langsung ke jalan, sedangkan kalau kamar yang di pintu kiri, jendela sampingnya menghadap ke tembok, kan nggak asik ya.

Setahu saya, Losmen Bu Djono punya kamar kelas Standar dan VIP.
Untuk kelas standar, harganya per malam Rp. 75.000,-. Kalian akan mendapatkan:

  • Satu tempat tidur ukuran double, 
  • dua buah bantal
  • satu buah selimut tebal
  • lemari kecil
  • free wifi
  • kamar mandi di luar (air panas). Tenang aja, kamar mandinya bersih banget kok, dan air panas 24 jam.

Note: kalau kalian mengambil kamar kelas standar, saran saya sih ambil yang letaknya dekat teras lantai dua. Karena kamarnya cukup terang dan ada jendela. Jangan ambil kamar yang sebelah kamar mandi, sempit banget dan agak pengap.

Sedangkan untuk kelas VIP, harga per malam Rp. 150.000,-. Kalian akan mendapatkan:

  • Satu tempat tidur ukuran double dengan bantal dan selimut tebal.
  • kamar yang luas
  • ada lemari besar dan televisi
  • free wifi
  • kamar mandi di dalam (air panas 24 jam)
  • bisa minta tambah kasur karena kamarnya cukup luas.


Sumber foto: https://mantugaul.wordpress.com/2012/11/04/review-dieng-plateau-wisata-dataran-tinggi-visit-jateng-2013/

Bentuk kamarnya kayak begini nih... ini yang kelas standar. Dan Foto di bawah ini kamar mandinya. 


Sumber Foto: https://mantugaul.wordpress.com/2012/11/04/review-dieng-plateau-wisata-dataran-tinggi-visit-jateng-2013/

Penginapan Bu Djono menyediakan penyewaan motor dan guide kok. Waktu saya dateng, saya langsung sekalian menyewa motor. Harganya Rp. 100.000,- udah termasuk bensin. Bensin full tank itu cukup banget buat keliling-keliling Dieng, kelebihan malahan. Selain termasuk bensin, dengan harga segitu kami dapat peta dieng yang sederhana banget tapi cukup jelas, dan penjelasan soal rute di peta dari mas-masnya. Motor yang disewakan juga kondisinya bagus banget kok, kami dapat motor vario baru yang suaranya haluuusss banget. hahaha.
Tapi, ada baiknya kalian cek harga lagi sebelum nyewa motor. Karena besoknya waktu kami check-out, ternyata harga sewa motornya Rp. 125.000,- . Sial. 

Oh, ya. Di penginapan Bu Djono juga ada restoran dan disana juga menyediakan oleh-oleh. saya dan partner sempat mencoba Nasi Gorengnya yang terkenal itu. Dan cuma nasi goreng yang saya foto. Hahaha. Ternyata beneran enak dan murah! Kalian harus coba, jangan lupa juga cobain tempe kemul yang hits banget di Dieng. Hahaha.








Untuk kalian yang berminat menginap di Penginapan Bu Djono, sila kontak nomor di bawah ini, pilih aja salah satu sesukamu. 
085643958085 (nomor yang saya telpon)
085227389949 (nomor yang rajin banget sms)

thank you,
:)

Selasa, 14 April 2015

Transportasi Umum dari Bandung ke Dieng

bulan Maret yang lalu, saya pergi ke Dieng. Sebenarnya ini benar-benar perjalanan singkat dan nggak ada niat buat menulis catatan perjalanan, tapi saya tuliskan disini just in case ada yang perlu info tentang itu dan nyasar ke blog ini. Hahaha!


Untuk bisa sampai ke Dieng, kita harus ke Wonosobo terlebih dahulu. Dari Bandung, ada beberapa alternatif pilihan transportasi umum. Misalnya, travel, bus atau kereta api. Tapi, yang paling mudah adalah menggunakan bus karena ada armada yang memiliki trayek langsung Bandung-Wonosobo dan sebaliknya. Sedangkan jika ingin menggunakan travel, kurang banyak yang tahu armada travel apa saja yang menuju Wonosobo dari Bandung. Dan untuk kereta api, tidak ada kereta yang langsung sampai ke Wonosobo, harus naik kendaraan lagi dari Purwokerto yang tentu saja akan menyita waktu lebih banyak.

Ada dua armada ternama yang memiliki trayek langsung Bandung-Wonosobo yaitu Sinar Jaya dan Budiman. Selain dari Bandung, armada Sinar Jaya juga melayani trayek Jakarta-Wonosobo. Saya kurang tahu pasti tarifnya berapa, karena saya menggunakan Bus Budiman. Tebakan saya, selisih harganya tidak terlalu jauh. Jika menggunakan Bus Budiman bisa naik dari Terminal Cicaheum atau dari pool yang letaknya di dekat Bunderan Cibiru.
Sebelum keberangkatan, saya sempat bertanya pada penjual tiket di Terminal, katanya, bus budiman jurusan Bandung-Wonosobo ada banyak dan jadwal keberangkatannya pun setiap jam. Jadi, tidak perlu dan tidak bisa beli tiket jauh-jauh hari. Cara terbaik untuk dapat tempat duduk adalah: datang lebih awal dari jam keberangkatan. Karena tiketnya juga dijual seperti saat kita naik bus kota. Harga tiketnya IDR 85k sudah termasuk paket makan (nasi + sayur + daging/ ikan + air minum) . Harga tiket bisa naik atau turun, tergantung harga BBM.
Jika ingin berangkat malam dari Bandung dan sampai di Wonosobo pagi hari, saya sarankan naik bus yang berangkat pukul 7 atau pukul 8 dari pool Cibiru. Saya berangkat pukul 6 sore dari Cibiru dan sampai di Wonosobo pukul 3 subuh, buat saya itu terlalu pagi.

Bus jurusan Wonosobo, baik Sinar Jaya maupun Budiman, akan berhenti di Terminal Mendolo. Dari sana,  naik angkot berwarna kuning yang nantinya akan melewati daerah bernama Plasa. Angkot kuning ini, baru masuk terminal pukul 6 pagi. Sebelum itu, mereka akan mangkal di luar terminal atau hanya lewat saja. Jadi, jika sampai di sana pukul 3 pagi, jangan harap menemukan angkot di dalam terminal. Oh ya, selain angkot, ada juga ojek yang mangkal di terminal dan bisa mengantar ke Plasa. Jika naik angkot, tarifnya IDR 3k (sebelum harga BBM naik) waktu tempuhnya kurang lebih 5 menit.

Sebenarnya, sebelum bus sampai ke Terminal Mendolo, bus Sinar Jaya dan Budiman ini melewati plasa. Rajin-rajinlah bertanya pada Kondektur setelah bus masuk Wonosobo, jika ingin langsung turun di Plasa.

Tempat yang disebut 'Plasa' adalah taman kota gitu, letaknya dekat Alun-alun Wonosobo. Disana ada banyak mikrobus berbagai jurusan. Berdasarkan informasi dari mas-mas yang saya tanyai, mikrobus ke Dieng mulai ada sekitar pukul setengah 6. Trayek mikrobus ke Dieng yaitu Wonosobo-Dieng-Batur. Mikrobus ini ada banyak, jadi tidak perlu khawatir harus menunggu lama ketika tidak ada mikrobus yang mangkal. Dari Plasa ke Dieng Plateau memerlukan waktu kurang lebih satu jam, mikrobus akan berhenti di beberapa titik seperti pasar, tapi tidak lama, selebihnya ya berhenti  hanya untuk naik turun penumpang saja.

Saya naik mikrobus bersamaan dengan matahari terbit. Jadi, di jalan sempat melihat matahari terbit meski hanya selewat, karena agak tertutup oleh Gunung Sindoro. Oh, ya, saran saya, jika naik mikrobus ke dieng, sediakan masker. Karena mikrobus akan berpapasan dengan banyak sekali mobil yang mengangkut pupuk kompos. Benar-benar bau petualangan. Tarif mikrobus dari Wonosobo ke Dieng, IDR 12.5k (sebelum harga BBM naik).

Tenang saja, tidak perlu takut terlewat karena Kondektur selalu mengatakan nama daerah yang akan dilewati mikrobus. Atau, seringlah menengok ke jendela sebelah kiri, jika sudah menemukan tugu bertuliskan 'welcome to Dieng' seperti foto di atas, maka sudah sampai di Dieng.
Untuk transportasi pulang ke Bandung, kurang lebih sama seperti saat berangkat, hanya arah sebaliknya. Naik mikrobus yang ke Wonosobo dari depan Losmen Bu Djono atau seberang Tugu Dieng, lalu turun di Plasa. Turun dari kendaraan harus benar-benar di tempat kemarin naik, karena jika tidak, maka akan tersesat. Misalnya tiba-tiba diturunkan sebelum sampai Plasa, yang harus dilakukan adalah naik kendaraan dengan trayek sama, atau naik ojek saja.

Dari plasa, naik angkot kuning lagi menuju terminal. Kalau tidak menemukan angkot, bisa naik ojek, atau sedikit berjalan dari Plasa ke arah kiri sampai bertemu jalan turunan tempat mikrobus yang lewat terminal mangkal.
Jangan takut untuk bertanya arah pada orang di jalan kalau kebingungan. Juga jangan takut untuk menolak tawaran tukang ojek, cukup geleng kepala dan tersenyum, mereka tidak akan memaksa.
Selamat jalan-jalan!!

thank you,
:)